Walaupun
periode wabah penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome) di Negara Arab
Saudi telah lama berlalu, namun para jamaah haji tentunya diminta tetap waspada
mengenai potensi dalam hal penularan virus ini. Seorang pakar mengatakan
bahwasannya salah satu cara yang dapat dilakukan untuk bisa menghindari infeksi
MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah dengan tak mengonsumsi daging
unta.
PD
Dr. Maren Eggers, yakni seorang pakar penyakit infeksi dan juga virologi yang
berasal dari Negara Jerman, pada saat sesi wawancara yang bersifat ekslusif
Mundipharma di 33th World Congress of Internal Medicine (WCIM) di Bali Nusa Dua
Convention Center, Nusa Dua, Bali, menyebutkan bahwasannya virus Corona yang
dapat menyebabkan MERS sebenaranya sangat sulit untuk menular dari media hewan
ke manusia. Walaupun begitu, kedekatan secara fisik dengan hewan unta nyatanya
dapat membuat semacam risiko dan juga
penularan virus yang dapat meningkat secara drastis.
Seperti
yang telah diberitakan pada sebelumnya, dari beberapa bentuk penelitian yang
telah dilaksanakan bahwasannya unta adalah sumber dari penyebaran penyakit
MERS. Pada sejauh ini kesimpulannya yang bisa dipetik adalah virus dapat
menyebar dengan kontak dekat dengan hewan unta yang telah terinfeksi. Akan
tetapi, demikian studi yang telah dipublikasi pada jurnal Emerging Infectious
Diseases belum dapat menemukan spesifiknya bagaimana virus dari unta ini dapat
menginfeksi manusia.
"Saya
sangat menyarankan kepada para umat muslim yang nantinya akan menunaikan ibadah
Haji di tanah suci untuk dapat menghindari unta, dalam hal ini termasuk pula
tidak mengonsumsi daging unta serta tidak mengonsumsi susu unta guna
menghindari infeksi MERS," ujar Eggers kepada para wartawan.
Eggers
menjelaskan bahwasannya virus MERS sangat rentan dalam hal menular melalui
media udara, resiko infeksi melalui susu dan juga daging tetap ada. Apalagi pada saat musim haji, resiko infeksi
dapat meningkat akibat dari bertambahnya pasokan daging serta susu unta sebab
unta adalah salah satu hewan yang dapat digunakan sebagai hewan kurban pada
saat Hari Raya Idul Adha. Eggers juga menambahkan bahwasannya berdasarkan dari data yang
diperoleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), jumlah dari pasien MERS yang tengah
dirawat pada rumah sakit sangat cenderung meningkat pada saat awal bulan
Januari dan pada akhir bulan Agustus. Menurutnya, sangat mungkin peningkatan
jumlah pasien MERS di bulan-bulan tersebut berkaitan dengan ibadah dan hari
raya keagamaan.
Hal-hal
lain yang harus dapat diperhatikan guna dapat terhindar dari infeksi MERS ialah
membatasi kunjungan ke RS (rumah sakit) . Eggers menyebut bahwasannya wabah
MERS yang menjangkiti Negara Arab Saudi sejak pada tahun 2012 yang lalu
disebabkan oleh penularan virus di fasilitas kesehatan seperti di klinik atau
di rumah sakit.
Penularan
akan menjadi jauh lebih cepat dan juga sangat fatal akibat dari kurangnya
kewaspadaan pada fasilitas kesehatan, terutama mengenai kebersihan tangan,
etika batuk dan juga higienitas. Apalagi MERS diketahui sangat rentan
menyebabkan masalah komplikasi pada saluran napas yang bahkan jauh lebih fatal
dari pada penyakit akibat virus corona lainnya yakni SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome).
"Angka
kematian dari MERS ternyata cukup tinggi, yaitu sebesar 36 persen. Angka ini
bahkan dapat meningkat yaitu menjadi 40 persen pada orang yang sebelumnya telah
memiliki penyakit jantung ataupun masalah pernapasan," tambah wanita yang
juga menjabat sebagai Head of Experimental Virology and Department of
Disinfectant Testing di Laboratory Prof G. Enders, MVZ, Stuttgart ini.
Terakhir, ia sangat menyarankan kepada para jama’ah haji untuk tidak malas mencuci tangan. Cucilah tangan dengan menggunakan sabun, antiseptik ataupun menggunakan hand scrub dyang iketahui mampu membunuh kuman penyakit yang dapat menyebabkan MERS. "Jangan lupa juga Anda disarankan untuk menggunakan masker pada saat berada di tempat ramai dan satu lagi yang patut Anda ketahui, jangan mengambil foto selfie bersama unta," tutupnya sembari tertawa.
0 comments:
Posting Komentar