Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu, pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas
dan mengulas tentang mihrab masjid suci Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana jika
dilihat dari sudut bahasa, al–mihrab memiliki arti bagian depan dan juga tempat
yang paling utama dari bangunan Mushalah dan juga masjid ataupun tempat shalat
imam didalam masjid. Perlu Anda ketahui juga bahwasannya kata mihrab didalam
Alquran disebutkan sebanyak empat kali.
Nabi
Besar Muhammad SAW pernah shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis sekitar
kurun waktu 16 ataupun 17 bulan. Pada saat setelah beliau hijrah ke Kota
Madinah, kiblat masjid pun berada pada bagian belakang, dari arah utara yang
berhadapan dengan pintu Utsman di dekat pilar kelima, sebelah utara Pilar
Aisyah RA. Pada saat kiblat telah berpindah yaitu ke arah Masjidil Haram, maka
beliau pun memindahkan kiblat masjid yang semulanya terletak di utara kini
berpindah ke bagian selatannya. Rasulullah SAW shalat di dekat Pilar Aisyah
selama kurun waktu dua hingga empat bulan, lalu maju ke bagian Pilar
Al-Mukhallaqah dan juga shalat di sana selama kurun waktu beberapa hari. Tempat
shalat dari Nabi Muhammad ini pada akhimya dibangun menjadi mihrab.
Pada
saat Umar bin Khathab melakukan renovasi atau yang dapat disebut dengan
perluasan masjid, mihrab ini dipindahkan ke bagian ujung bangunan baru yang
berada di arah selatan. Pada saat Utsman melakukan renovasi masjid, mihrab juga
dipindahkan lagi, dan juga mihrab inilah yang hingga saat ini ada sampai
sekarang. Di era Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin, dan juga setelahnya,
mihrab masjid ini belum berbentuk seperti ruangan yang cekung di tembok.
Berbagai macam sumber-sumber dan ahli-ahli sejarah telah menyatakan bahwasannya
mihrab yang berbentuk ruangan cekung di bagian tembok baru mulai ada yaitu pada
masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik dari Bani Umayah yaitu pada tahun
88-91 H/707-710 M.
Al-Walid
telah memerintahkan Gubernur Madinah pada saat itu, Umar bin Abdul Aziz untuk
memperbaiki dan merenovasi masjid. Jadi dapat Anda ketahui bahwasannya mihrab
pada bagian Masjid Nabawi ini sebelum mengalami renovasi pada masa Al-Walid
merupakan tempat yang terkategori biasa, tak ada yang semacam penanda khusus
pada area dinding kiblat dan juga tak ada ruangan yang berbentuk cekung di
tembok seperti sekarang ini.
Hal
ini juga berdasarkan dari perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Berkumpullah!
Hadirilah pada saat pembangunan mihrab supaya kalian nanti tak berkata, ‘Umar
kini telah mengubah mihrab kita!” Kemudian, pada saat setiap kali akan
mengambil batu dari susunan bangunan mihrab, ia pasti meletakkan batu yang
lainnya untuk menggantikan posisinya.
Dalam
sejarah perkembangannya, kaum Muslimin telah menghiasi mihrab-mihrab di masjid
dengan cara memberikan hiasan-hiasan berbau islami, seperti halnya kaligrafi
yang bertuliskan ayat-ayat Alquran yang mana diletakkan pada bagian depan
masjid. Ini sangatlah sesuai dengan makna dari kata al-mihrab yang juga telah
kita ulik diatas. Hal ini juga memiliki tujuan untuk dapat memberikan semacam
penanda khusus untuk arah kiblat yang wajib Anda tuju pada saat melaksanakan
shalat.
Beberapa Mihrab yang terletak di Masjid Nabawi?
Mihrab Nabi Muhammad SAW yang terletak di Raudhah dan di sebelah
kiri mimbar. Mihrab Utsman, yakni dinding di arah kiblat Masjid Nabawi ,yang
mana pada saat sekarang ini dijadikan untuk tempat shalat imam . Mihrab Utsmani
ini yang dulunya merupakan tempat berdirinya Utsman bin Affan pada saat menjadi
imam untuk shalat. Mihrab Sulaiman, juga dikenal dengan nama mihrab Al-Hanafi
yang mana terletak di sebelah barat dari mimbar. Tempat ini perlu Anda ketahui
yaitu dulunya tempat dari Imam Khanafi mengimami para jama’ah. Pada saat sekarang
ini hanya terdapat satu shalat yang berjamaah yang dipimpin atau di imami oleh Syeikh
bermazhab Hanafi.
Mihrab
Fathimah yang terletak di bagian selatan mihrab Tahajud yang di dalam
Al-Maqshurah. Di mana tempat ini atau mihrab ini dulunya merupakan tempat yang pada
biasanya Rasulullah gunakan untuk ia shalat tahajud. Mihrab Syekh Al-Haram yang
terletak di belakang Dakkah Al-Aghwat, dibangun pada saat masjid ini mengalami renovasi
atau perluasan pada era Sultan Abdul
Majid.
Itu
dia cerita singkatnya semoga dapat bermanfaat untuk Anda semuanya dan jangan
lupa untuk pantau terus situs web jalanhalal.com sebab itulah biro perjalanan
yang terpercaya dan juga paling aman untuk Anda gunakan. Semoga dengan Anda
membaca artikel pada kali ini ilmu Anda akan menjadi lebih luas dan menjadi
banyak ilmu. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam menulis sebab kesalahan
milik saya dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
0 comments:
Posting Komentar