Kamis, 09 Juni 2016

Tertawa melihat Bumi Pertiwi

Tertawa melihat Bumi Pertiwi ini lah kata yang tepat untuk menggambarkan negeri yang kita cintai pada saat ini. Negeri yang dulu nya kaya akan sawah, kaya akan ladang, kaya akan tanah nya yang subur, kaya akan hasil bumi yang sangat melimpah. Menurut kaca mata kalian pribadi apakah Negara kita Indonesia ini tergolong ke dalam Negara yang miskin? Tapi tahukah Anda bahwa sebuah penelitian telah mengatakan bahwa Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang kaya dengan urutan ke tiga di Benua Asia? Wow sebuah fakta yang sangat,sangat,sangat mengejutkan sebab sebagaimana yang kita lihat masih banyak masyarakat Indonesia yang masih kelaparan, anak-anak kecil yang mengalami busung lapar, anak-anak dibawah umur yang harus banting tulang turun kejalanan untuk mengais rejeki  demi sesuap nasi dan membantu orang tua mereka yang dilanda dan dihantui akan kemiskinan. Ternyata benar apa kata Pak haji  Rhoma Irama dalam salah satu lagunya yang  mengatakan “Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin”. Satu lagi yang menggelitik hati saya mengapa banyak sekali para koruptor dinegeri ini? Mengapa setiap tahunnya korupsi selalu ada saja dan mengapa para koruptor selalu meningkat? Apa sistem yang harus dirubah? Apakah hukuman bagi para koruptor yang sangat ringan yang membuat orang tak takut masuk bui akan kasus ini? Apakah hukum alam yang mana manusia tak kan pernah merasa puas akan harta yang ia miliki? Sebenarnya Korupsi inilah yang membuat masih banyak masyarakat Indonesia tergolong miskin sebab para pemimpin dan para pejabat mereka memakan uang mereka tanpa memikirkan para warganya.
    Mengapa masih banyak anak-anak kecil bermain-main disekitaran lampu merah dengan membawa beberapa Koran untuk mereka jajakan? Atau para anak-anak kecil yang membawa ukulele atau alat music lainnya yang mereka gunakan untuk menjual suara indah mereka pada pagi hari? Bukankah mereka harus mengenyam bangku sekolahan pada saat itu sebab mereka masih anak-anak? Apabila harus membicarakan akan hal ini jujur hati kecil saya menangis karna tak mampu melihat kenyataan pada negeri yang sangat saya cintai ini. Ada sebuah kisah yang menceritakan seorang anak jalanan yang masih belia berprofesi sebagai pencopet sebab lingkungan dan dorongan ekonomi yang memaksa anak tersebut melakukan hal itu. Pada suatu hari ia tertangkap tangan oleh petugas keamanan kereta sedang mencopet salah satu penumpang distasiun dan ia segera diserahkan ke kantor polisi terdekat Ia pun harus menerima dan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan yang melanggar hukum tersebut. Hari yang ia nantikan pun untuk menghirup udara segar telah tiba dan ia pun segera keluar dari lapas tersebut. Sekarang ia sadar bahwa mencopet sebagaimana profesi ia yang lalu itu adalah profesi yang salah dan tak halal.

     Maka ia pun memutuskan untuk tidak lagi mencopet serta akan beralih profesi menjadi pedagang asongan dengan modal yang seadaanya. Dua hari telah berlalu dagangan ia dapat dikategorikan laku dan ia sangat senang akan hal itu. Tak lama kemudian datang para petugas Satpol PP yang merazia para pedagang di jalanan dan ia pun kembali ditangkap. Mengapa Aku harus ditangkap lagi Pak? Bukannya Aku tak lagi mencopet bukankah pekerjaan Aku sekarang ini Halal? Lalu petugas itu pun menjawab karena kamu jualan asongan dan menggangu lalu lintas jalanan dan bikin macet. Lalu ia pun menjawab dengan lantang” Lalu bagaimana dengan para koruptor yang memiskinkan kami sehingga kami turun ke jalanan demi sesuap nasi, mengapa kami mencari rezeki yang halal masih kau tanggkap sedangkan para koruptor yang mencuri uang kami dan salah itu tak berani kau tangkap?” Mirisnya negeri ini negeri yang mengatakan dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara” mana buktinya kalau dipelihara? Toh masih banyak para fakir miskin dan anak-anak terlantar dijalanan. Mungkin yang dimaksut dalam pasal ini adalah seperti memelihara hewan ternak yang mana dipelihara agar besar lalu berkembang biak dengan banyak. Entahlah ini hanyalah sebuah kritikan dari salah satu anak negeri yang sangat mencintai negeri ini dari ia lahir hingga akhir hayatnya. I LOVE INDONESIA.

0 comments:

Posting Komentar