Rabu, 17 Februari 2016

Hal yang Dinilai dalam SNMPTN?

By : Muhammad Teguh Budianto

Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah menetapkan jalur undangan sebagai pintu utama memasuki perguruan tinggi negeri (PTN). Sistem inilah yang dipakai dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). 

Penerimaan jalur undangan berarti seorang siswa tidak perlu mengikuti ujian tertulis untuk masuk PTN yang dikehendakinya. Seleksi dilakukan berdasarkan rekam akademik tiap siswa pendaftar dan sekolah asalnya. Penilaian dilakukan dan menjadi otoritas kampus tujuan.
 

Sebagai contekan, ini dia kriteria yang digunakan kampus dalam menyeleksi calon mahasiswa mereka.

1. Nilai rapor 
Namanya juga jalur bebas tes, tentu saja rapor menjadi acuan utama. Kampus akan melihat nilai rapor siswa seperti yang diisikan dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
 

Seleksi terutama dilakukan berdasarkan nilai mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Nilai-nilai pendaftar yang masuk akan diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil. Sementara itu, untuk membandingkan pelajar yang satu dengan pelajar lain, kampus akan melihat dan membandingkan nilai total keduanya.
 

2. Nilai tiap mata pelajaran 
Kampus juga akan membandingkan nilai mata pelajaran tiap siswa, khususnya mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan pilihan jurusan mereka. 

Misalnya, Teguh dan Putri memilih jurusan Matematika di Universitas Gadjah Mada (UGM). Jika dilihat dari nilai total, maka peringkat Putri kalah dari Teguh. Tetapi jika melihat nilai Matematika keduanya, nilai Putri lebih tinggi dari Teguh. Jadi, Teguh dan Putri masih tetap bersaing untuk meraih satu kursi di jurusan Matematika UGM.
 

Lalu, kampus apa yang pilih Teguh atau Putri? Keputusannya mutlak ada di panitia seleksi kampus tersebut.
 

3. Prestasi non-akademik 
Juara kelas dan juara berbagai olimpiade pelajaran sudah pasti akan mendapat pertimbangan khusus dalam seleksi yang dilakukan kampus. Tetapi, kampus juga akan mempertimbangkan prestasi siswa di luar kelas. Misalnya, Putri juara olimpiade Matematika tingkat nasional dan Teguh juara Olimpiade Fisika , dsb. Jadi, jangan segan memindai (scan) piagam atau sertifikat yang membuktikan prestasimu untuk diupload saat pendaftaran SNMPTN, ya! 

4. Akreditasi dan atau prestasi sekolah
Sistem awal SNMPTN mempertimbangkan akreditasi sekolah asal siswa pendaftar. Siswa dari sekolah berakreditasi A mendapat porsi pendaftaran yang lebih besar dari siswa dengan sekolah berakreditasi B dan C. Tahun lalu, sistem akreditasi ini sudah tidak dipakai lagi. 

Selain itu, prestasi sekolah di berbagai ajang kompetisi, baik akademik maupun non-akademik juga akan menjadi pertimbangan. 
 

5. Konsistensi
Kampus akan melihat konsistensi nilai siswa pendaftar sejak awal sekolah hingga semester terakhir di SMA. Tahun lalu, pengukurannya adalah, siswa dari sekolah berakreditasi A dapat mengirim 50% siswa terbaik mereka, dengan catatan nilai-nilai siswa tersebut harus konsisten. Artinya, siswa pendaftar harus terus berada di kisaran 50% siswa terbaik itu selama semester tiga hingga lima. Aturan ini biasanya membuat tiap sekolah tidak sampai memenuhi kuota 50% tadi. 

Meski itu adalah aturan dari panitia SNMPTN, setiap kampus juga memiliki hak untuk menentukan siapa siswa yang akan mereka terima. Misalnya, nilai Santoso pada semester lima jatuh karena dia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Tetapi, Santoso tetap dapat diterima di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI).

0 comments:

Posting Komentar