Senin, 28 Desember 2015

Sejarah Berdirinya Kota Pontianak


Oleh: Muhammad Teguh Budianto
Dahulu pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang mana bertepatan dengan tanggal 23 Oktober tahun 1771 Masehi, telah datang rombongan dari Syarif Abdurrahman Alkadrie yang mana ia membuka hutan pada wilayah persimpangan tiga Sungai yakni Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan juga Sungai Kapuas untuk dapat mendirikan sebuah balai dan juga rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggalnya dan juga tempat ini diberi nama Pontianak. Berkat dari kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak telah dapat berkembang dengan menjadi kota Perdagangan dan juga kota Pelabuhan.

Pada tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie telah dinobatkan sebagai Sultan Kota Pontianak yang Pertama. Letak pusat pemerintahannya ditandai dengan berdirinya sebuah Mesjid yang bernama Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan juga Istana yang bernama Istana Kadariah, yang mana sekarang terletak pada Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Ini dia Sultan yang telah memegang kasta Pemerintahan di Kesultanan Pontianak:
1)      Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808
2)      Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819
3)      Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855
4)      Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872
5)      Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895
6)      Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944
7)      Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945
8)      Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950
 Kota Pontianak yang mana didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie (lahir 1742 H) yang ia membuka pertama dari Kota Pontianak, pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 yakni bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185, untuk lalu kemudian pada tahun Hijriah sanah 1192 delapan hari bulan Sja’ban hari Isnen, SYARIF ABDURRAHMAN ALKADRIE telah dinobatkan sebagau Sultan Kerajaan Pontianak.
Selanjutnya 2 tahun telah berlalu seusai Sultan Kerajaan Pontianak dinobatkan, maka pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1778, masuk dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Petor (Asistent Resident) dari Rembang bernama WILLEM ARDINPOLA, dan mulai pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak, oleh Sultan Pontianak. Bangsa Belanda itu ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama TANAH SERIBU (Verkendepaal).
Dan baru pada tanggal 5 Juli 1779, 0.1. Compagnie Belanda membuat perjanjian (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak tentang penduduk Tanah Seribu (Verkendepaal) untuk dijadikan tempat kegiatan bangsa Belanda, dan seterusnya menjadi tempat/kedudukan Pemerintah Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat), dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak) dan selanjutnya Controleur het Hoofd Onderaffleeling van Pontianak/ Hoofd Plaatselijk Bestur van Pontianak (bersamaan dengan Kepatihan) membawahi Demang het Hoofd der Distrik Van Pontianak (Wedana) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van Siantan (Ass. Wedana/ Camat) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van Sungai Kakap (Ass. Wedana/Camat). Kronologis berdirinya Plaatselijk Fonds seterusnya Stadsgemeente, Pemerintah Kota Pontianak, Kotapraja, Kota Besar, Kotamadya Dati 11 Pontianak dapat diuraikan sebagai berikut:

Platselijk Fonds

Berada dibawah kekuasaan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (semacam Bupati KDH Tk. II Pontianak). Plaatselijk Fonds merupakan badan, yang mengelola dan mengurus Eigendom (milik) Pemerintah, dan mengurus dana /keuangan yang diperoleh dari : Pajak, Opstalperceelen, Andjing Reclame, Minuman keras dan Retribusi Pasar, penerangan jalan, semuanya berdasarkan Verordening/Peraturan yang berlaku.
Daerah kerja Platselijk Fonds adalah daerah Verkendepaal (Tanah Seribu). Pimpinan Plaatselijk Fonds terdiri dari : Voorziter (Ketua) Beheerder Staadfonds (Pimpinan selain Voorzter), Sekretaris. Behercomisie dibantu beberapa Comisieleden (Pengawasan) Plaatselijk Fonds, setelah pendaratan Jepang, praktis terhenti, terkecuali soal kebersihan, dan bekerja kembali dengan pimpinan tentara Jepang, setelah masuk tenaga sipil Jepang dan adanya Kenkarikan (semacam Asisten Resident) Jepang, maka Platselijk Fonds dihidupkan kembali berganti nama SHINTJO yang dipimpin orang Indonesia yaitu Alin. Bp. MUHAMMAD ABDURRACHMAN sebagai SHINTJO dan untuk Pimpinan Pemerintah Sipil tetap ada Demang & Ass. Demang dengan nama Jepang adalah GUNTJO.

Stadsgemeente (Lamdshaap Gemeente)

Berdasarkan Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan/Goedgskeurd de Resident der WesteraMeeling Van Borneo (Dr. J VAN DER SWAAL) menetapkan sementara sebagai berikut:
Yang menjadi Syahkota pertama adalah R. SOEPARDAN, dan Syahkota melakukan serah terima harta benda dan keuangan Platselijk Fonds pada tanggal 1 Oktober 1946 dari Staats Fonds MUHAMMAD ABDURRACHMAN.
Masa jabatan Syahkota R. SOEPARDAN 1 Oktober 1946 dan berakhir awal tahun 1948, untuk selanjutnya berdasarkan penetapan Pemerintah Kerajaan Pontianak diangkat ADS. HIDAYAT, dengan jabatan BURGERMESTER Pontianak sampai tahun 1950.



0 comments:

Posting Komentar